SUDAH menjadi bagian dari sunnatullah, hidup ini fluktuatif. Kadang naik, kadang turun. Dalam bahasa iman disebut yazidu wayanqush (bertambah dan berkurang).
Bertambah dengan ketaatan yang kita lakukan dan berkurang dengan maksiat yang kita lakukan.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan kita konsep istiqomah,
sehingga tidak terlalu jatuh kala turun dan tidak terlalu melejit kala
bersemangat. Semua dilakukan semampu diri secara terus menerus sepanjang
hayat.
Lantas apa saja yang harus kita lakukan secara istiqomah
agar hidup kita lebih ‘hidup’, sehingga waktu dan hari-hari yang kita
lalui benar-benar mendatangkan manfaat dan hasil yang positif?
Pertama, sholat
lima waktu. Ini tidak bisa tidak, mutlak alias tidak ada kompromi. Mau
dalam keadaan sakit, dalam perjalanan atau kesibukan sekalipun, sholat
harus dilaksanakan. Kenapa seperti itu ya, kok kesannya kejem amat, gak
ada kompromi.
Sadarilah bahwa Allah tidak mewajibkan,
kecuali hal itu mendatangkan kebaikan bagi hidup kita sendiri. Mengenai
sholat ini ada ilustrasi menarik yang disampaikan Rasulullah.
Beliau bersabda, “Bagaimana pendapat
kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian terdapat sebuah
sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada
kotoran yang melekat di tubuhnya?”
Mereka menjawab, “Tidak ada!” Rasulullah bersabda, “Itulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya Allah menghapus semua kesalahan.” (HR Bukhari Muslim).
Bisa dibayangkan, bagaimana kalau dalam
sehari-semalam badan kita bersih, wangi dan sehat? Bukankah kita akan
memiliki kepercayaan diri tinggi?
Demikianlah kalau sholat kita laksanakan
setiap hari, tanpa bolong-bolong. Kita akan memiliki perencanaan waktu
yang baik, tradisi yang positif, dan insya Allah pikiran gak neko-neko, ingin melakukan hal-hal yang justru merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kedua, membaca
Al-Qur’an. Pekerjaan ini (membaca Al-Qur’an) sepintas sederhana, tetapi
tanpa kesungguhan hati, amal yang sederhana ini tidak akan mampu
dilakukan dengan baik loh. Padahal, membaca Al-Qur’an akan menghindarkan
diri kita dari kejahilan dan kelak di hari akhir mendapat syafaat dari
Al-Qur’an.
Kalau kita mau membaca sejarah kejayaan
umat Islam, anak-anak umur 10 tahun itu sudah banyak yang hafal
Al-Qur’an. Dan, hidup mereka luar biasa. Tidak saja survive
secara pribadi, tetapi sangat berkontribusi besar bagi kehidupan umat
Islam bahkan dunia. Saintis Muslim terdahulu, hampir semua hafal
Al-Qur’an. Katakanlah seperti Ibn Sina, Fakhrudin Ar-Razi, Ibn Khaldun
dan lain sebagainya.
Artinya, membaca Al-Qur’an itu bisa bikin
diri kita hebat. Jadi, bangunlah tradisi membaca Al-Qur’an dalam
hari-hari kita. Sebab, kalau ada bacaan yang bisa menjamin kehidupan
kita lebih baik dan pasti baik dunia-akhirat, itu ya hanya Al-Qur’an.
So, lakukanlah.
Ketiga,
silaturrahim. Nah, ini perintah yang asyik banget. Silaturrahim, dalam
bahasa keren sekarang bisa disebut dengan membangun jaringan (network). Kata Muhammad Assad dalam bukunya “Notes From Qatar 3” disebutkan ‘Your Network is Your Networth’.
Artinya apa, silaturrahim itu penting bahkan dahsyat. Baik untuk urusan dunia kita maupun akhirat. Pantas saja Nabi bersabda, “Barangsiapa
yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya
(dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali)
silaturahim.” (HR Bukhari).
Keempat, sedekah. Sedekah ini jangan diremehin
loh. Semua orang yang sukses, merasakan betul manfaat dari sedekah ini.
Maka sedekah ini harus kita latih setiap hari-hari. Kalau cerita
Muhammad Assad, hidupnya semakin lebih baik semenjak dirinya selalu
bersedekah. Maka kesimpulan dia satu, “Sedekah Membawa Berkah”. Lantas,
bagaimana kalau ternyata kita pas-pasan saja. Tenang, sedekah tak mesti
uang. Membantu teman yang kesulitan, itu sedekah. Senyum kepada sesama,
itu sedekah. Jadi, banyak dan beragam bentuknya.
Kelima, Tahajud.
Tahajud, ini sangat kita butuhkan. Selain akan mengangkat derajat kita
di sisi Allah, doa kita pasti didengar. Selain itu, tahajud mengharuskan
kita mengatur diri sedemikian rupa.
Contoh, kalau kita mau tahajud, sudah
barang tentu kita harus tidur lebih awal. Untungnya apa? Kita tidak
kehilangan waktu untuk nonton TV yang notabene kurang manfaat. Kemudian, kalau kita tahajud, sudah barang tentu tidak akan terlambat dalam kegiatan pagi dan siang.
Dan, yang terpenting nih, rasa percaya
diri kita pasti meningkat. Karena waktu saat tahajud itu sangat tenang,
udara juga sangat steril, sehingga bermanfaat banyak bagi kesehatan
fisik kita.
Apabila, kita sebagai Muslim-Muslimah
mampu mengamalkan lima hal ini dengan baik, setiap hari bahkan sepanjang
hayat, insya Allah jiwa-raga kita akan senantiasas hidup dan terus
menyala. Galau pergi, bete hilang, dan pikiran negatif minggat. Selamat
membuktikan dan semoga berhasil. Wallahu a’lam.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar